Garuda-News.ID Jakarta – Pelaksanaan UNBK SMP/Mts hari pertama, Senin, 23/04, sangat disayangkan diwarnai kegaduhan dimana-mana.
Pada keterangan persnya, FSGI menyatakan, telah menerima laporan dari Kab. Simeuleu Aceh, Kota Binjai Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat , Rembang Jawa Tengah, serta beberapa sekolah di DKI. Bahkan ada orang tua yang menelpon kami dan menceritakan kecemasan anaknya yang belum mulai ujian hingga jam 11.00 WIB.
“Sebenarnya Posko FSGI sudah menerima beberapa keluhan sejak persiapan UNBK 3 hari belakangan, khususnya dari proktor sekolah yang baru pertama melaksanakan UNBK, walaupun proses singkronisasi akhirnya dapat teratasi karena dibantu oleh helpdesk provinsi maupun Kabupaten Kota. Namun mereka sangat khawatir jika terjadi gangguan pada saat UNBK Berlangsung. Dan inilah yang terjadi, ketika siswa sudah siap berada di ruangan, terjadi kendala teknis yang ternyata karena server pusat katanya “maintenance” namun sudah menimbulkan kegaduhan bagi para proktor, teknisi, dan pengawas, terutama siswa,” demikian bunyi keterangan pers yang diterima redaksi, Senin malam, 23/04.
Menurut pengamatan FSGI, beberapa kegaduhan yang timbul sebenarnya akibat kurang siapnya tim teknis UNBK Pusat, karena tidak seharusnya ada maintenance server di saat berlangsungnya ujian, ditambah lagi kurangnya edukasi terhadap tim teknis sekolah dalam melakukan troubleshooting pada aplikasi CBT UNBK 2018.
Secara khusus, FSGI mengklasifikasi beberapa kendala yang dihadapi sekolah saat pelaksanaan UNBK hari pertama, diantaranya adalah, sekolah yang menghidupkan servernya pada saat bersamaan server pusat sedang offline karena maintenance, sehingga server sekolah berstatus offline dan tidak bisa masuk ke laman CBT-Sync untuk melaksanakan Ujian.
Kemudian yang kedua, ada sekolah yang memulai ujian lebih awal sebelum maintenance sehingga dapat melaksanakan UNBK dengan baik, namun di tengah jalan tiba-tiba server sekolah offline dan membuat proktor panik dan khawatir ujian siswa tidak berjalan, meski sebenarnya ujian tetap bisa dilanjutkan.
Sementara di poin ketiga, ada beberapa siswa yang terkendala teknis di komputernya, kemudian tidak dapat melanjutkan karena tidak bisa mendapatkan token karena server sedang offline. Hal inilah yang kemudian membuat gaduh karena proktor dan teknisi tidak segera bisa menangani. Keempat,beberapa SMP atau Mts yang berada di wilayah yang belum terjangkau jaringan internet yang bagus, sehingga terkadang koneksi internet terputus saat akan merilis token, ditambah dengan info server pusat yang mengalami gangguan mengakibatkan tom teknis sekolah bingung untuk menangani.
Oleh karena itu, FSGI merekomendasikan hal-hal sebagai berikut : pertama, hak kemendikbud harus memastikan informasi/edukasi tentang manual UNBK dan troubleshooting CBT UNBK sampai kepada tim teknis sekolah. Selama ini Kemendikbud hanya mempercayakan kepada Tim Helpdesk UNBK yang jumlahnya masih sangat sedikit dan minim fasilitas.
Yang kedua, Kemendikbud perlu mencetak dan membagikan Buku Manual UNBK maupun Trobleshooting CBT ke sekolah-sekolah, bukan sekedar membagikan file yang sulit di buka. Dengan cara membagikan buku sekaligus akan menunjang budaya membaca kepada tim sekolah.
Kemudian, poin ketiga adalah mempermudah atau memperbanyak sarana komunikasi dan informasi antara pusat dan sekolah. Sehingga jika ada informasi/kendala tidak hanya di berikan melalui web UNBK yang tidak setiap saat dibuka, tetapi bisa melalui sarana WA maupun aplikasi lainnya.(*)
sumber : rilis FSGI
editor : LH
Komentar